HADITS-HADITS ABU HURAIRAH YANG DISEMBUNYIKAN
Manusia
diciptakan oleh Allah SWT di muka bumi untuk berperan sebagai seorang hamba
sekaligus Khalifah. Yang dimaksud “khalifah” adalah seorang pemimpin, dimana
tugasnya adalah melestarikan, memelihara, dan mengelola alam demi terwujudnya
kesejahteraan bersama. Dan agar tugas tersebut dapat terwujud dengan baik,
Allah SWT memberikan petunjuk berupa Al-Quran dan Al Hadist untuk dijadikan
pedoman hidup.
Jika Al-Quran adalah sumber hukum islam pertama, maka hadist merupakan sumber
kedua setelah Al quran. Kedua terkait secara erat dan tidak bisa dipisahkan
satu sama lain. Keberadaan hadist bagi umat muslim memiliki banyak fungsi,
salah satunya sebagai pemerjelas isi Al Quran. Misal, tentang ajaran solat. Di
dalam Alquran, Allah SWT hanya menuliskan perintah untuk solat. Sedangkan tata
cara pelaksanaannya dijelaskan secara rinci dalam hadist nabi. Maka dari itu,
sangat penting bagi kita untuk mengetahui fungsi hadist dalam islam.
Dalam hal ini saya menjelaskan bahwa ternyata Hadits yang paling banyak
meriwayatkan adalah Abdurrahman bin Shakhr Al-Azdi yang lebih dikenal Abu Hurairah yang lahir
598M - wafat 678M, bertempat lahir di Ad Daus,negeri Yaman.
( Rasulullah Muhammad saw lahir
570 M-632M )
Ketika itu Sahabat Rasulullah Muhammad saw. yaitu Thufail bin Amru Ad Dausi ra. berdakwah dikaum
Ad Daus, negeri Yaman dan selama berdakwahnya hanya satu orang saja yang masuk
islam yaitu Abu Hurairah.
Setelah masuk Islam Abu Hurairah menjadi sahabat Nabi yang paling banyak
yang meriwayatkan Hadits dengan jumlah 5.374 Hadits dan bahkan ketika itu Abu
Hurairah ada hadits yang sengaja untuk disembunyikan
Abu Hurairah radhiyallahu anhu pernah mengatakan,
حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وِعَاءَيْنِ ، فَأَمَّا أَحَدُهُمَا فَبَثَثْتُهُ ، وَأَمَّا الْآخَرُ فَلَوْ بَثَثْتُهُ قُطِعَ هَذَا الْبُلْعُومُ
Aku
menghafal dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dua bejana ilmu. untuk satu
bejana sudah saya sampaikan kepada kalian. Untuk bejana yang kedua, andai saya
sampaikan kepada kalian maka kepalaku akan dipenggal. (HR. Bukhari 120)
Kenapa Abu Hurairah ra takut sehingga hadits tersebut disembunyikan!
Hadits yang
disembunyikan Abu Hurairah bukanlah hadits yang berkaitan tentang hukum Aqidah
dan Syariah. Tapi hadits yang berkaitan dengan fitnah dan kejadian di masa
mendatang. Hadits2 tersebut Rasulullah menyebutkan :
1.Nama
Peristiwa
2.Nama Pelaku
3.Nama Tempat
4.Alasan
kejadian tersebut
Hadits ini berkaitan dengan perang,pemberontakan dan
pembunuhan
Hadits ini
akan aman apabila ditangan orang yang amanah dan berilmu,tapi kalau dipegang
orang jahil/bodoh/jahat resikonya besar sekali karena dapat membahayakan beliau
sendiri dan orang lain, timbul huru
hara,akan banyak fitnah kepada yang tidak bersalah & perpecahan di tubuh
muslimin dll. Karena itulah Abu Hurairah radhiyallahu anhu merahasiakannya
sampai beliau meninggal. Karena jika beliau sampaikan, bisa jadi beliau akan
dibunuh.
Al-Qurthubi
mengatakan,
قال
علماؤنا : وهذا الذي لم يبثه أبو هريرة وخاف على نفسه فيه الفتنة أو القتل إنما هو
مما يتعلق بأمر الفتن ، والنص على أعيان المرتدين ، والمنافقين ، ونحو هذا مما لا
يتعلق بالبينات والهدى ، والله تعالى أعلم
Para guru kami mengatakan, “Ilmu
yang tidak disebarkan Abu Hurairah dan beliau khawatir akan terkena fitnah
dengannya atau bahkan dibunuh, adalah pengetahuan tentang masalah fitnah yang
akan terjadi. Atau keterangan tentang orang-orang yang murtad, nama-nama
orang munafik. Dan ilmu semacam ini tidak ada kaitannya dengan keterangan agama
dan petunjuk taqwa. Allahu a’lam.” (al-Jami’ Li Ahkam al-Quran, 2/186).
Keterangan
semisal juga disampaikan al-Hafidz Ibnu Hajar,
حمل
العلماء الوعاء الذي لم يبثه على الأحاديث التي فيها تبيين أسامي أمراء السوء
وأحوالهم وزمنهم ، وقد كان أبو هريرة يكني عن بعضهم ولا يصرح به خوفا على نفسه
منهم
Para ulama memahami bahwa
hadis-hadis yang tidak disebarkan Abu Hurairah, adalah hadis yang menyebutkan
tentang nama-nama pemimpin yang jelek, keadaan mereka dan kondisi zaman ketika
pemimpin itu berkuasa. Abu Hurairah terkadang menyebutkan sebagiannya secara
isyarat dan tidak beliau tegaskan, karena beliau khawatir akan menimbulkan
kekacauan di masyarakat dan ancaman masyarkat kepadanya.
Lalu
al-Hafidz Ibnu Hajar menyebutkan pendapat yang lain,
وقال غيره
: يحتمل أن يكون أراد مع الصنف المذكور ما يتعلق بأشراط الساعة وتغير الأحوال
والملاحم في آخر الزمان ، فينكر ذلك من لم يألفه ، ويعترض عليه من لا شعور له به
Ulama lain mengatakan,
kemungnkinan, yang dimaksud dengan ilmu yang disembunyikan adalah informasi
terkait tanda-tanda kiamat. Terjadi perubahan besar dan kekacauan di akhir
zaman. Sehingga jika disampaikan akan diinkari orang yang tidak bisa
menerimannya, dan ditolak oleh orang yang tidak menyadarinya. (Fathul Bari,
1/216)
Bukankah ini
Menyembunyikan Ilmu??
Menyembunyikan
ilmu dalam arti menyembunyikan kebenaran adalah sesuatu yang tercela. Bahkan
ini karakter Yahudi. Allah berfirman menceritakan karakter Yahudi,
إِنَّ
الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِنْ بَعْدِ
مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ
وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ
“Orang-orang yang menyembunyikan
keterangan dan petunjuk yang Kami turunkan, setelah kami jelaskan kepada umat
manusia dalam al-Kitab, mereka itulah orang yang dilaknat Allah dan dilaknat
semua yang melaknat.” (QS. al-Baqarah: 159)
Namun yang
dimaksud menyembunyikan ilmu di sini adalah ilmu yang berkaitan dengan masalah
iman dan hukum, yang jika orang itu tidak tahu, dia akan terjerumus ke dalam
kesesatan atau dia akan melanggar syariat.
Sementara
menyembunyikan ilmu dan informasi agama yang tidak ada hubungannya dengan
ketaqwaan, orang tidak tahu sekalipun, tidak akan membuat dia jadi sesat atau
melanggar syariat, maka menyembunyikan ilmu semacam ini tidak tercela.
Sebagaimana
yang dialami Hudzaifah bin al-Yaman. Beliaulah satu-satunya sahabat yang
mengetahui daftar oranng munafik di Madinah. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam meninggal, hanya Hudzaifah satu-satunya sahabat yang tahu daftar orang
munafik di Madinah. Namun sampai Hudzaifah meninggal, beliau tidak membocorkan
pengetahuan itu kepada orang lain. Karena itulah Hudzaifah digelari, ‘Shohibu
sirrn Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.’
Ketika
ad-Dzahabi menjelaskan tentang sikap Abu Hurairah ini, beliau mengatakan,
هذا دال على
جواز كتمان بعض الأحاديث التي تحرك فتنة في الأصول أو الفروع ، أو المدح والذم ،
أما حديث يتعلق بحل أو حرام فلا يحل كتمانه بوجه ، فإنه من البينات والهدى
Sikap Abu Hurairah ini dalil
bolehnya menyembunyikan hadis yang bisa menimbulkan fitnah di masyarakat, baik
terkait prinsip atau masalah cabang, isinya pujian atau celaan. Adapun hadis
yang terkait masalah halal-haram, jelas tidak boleh disembunyikan sama sekali.
Karena ini bagian dari ilmu dan kebenaran. (Siyar A’lam Nubala, 2/597)
Pengakuan Orang Sufi !
Orang sufi
mengklaim bahwa hadisnya Abu Hurairah adalah hadis tentang wihdatul wujud atau
ilmu bathin yang hanya diwariskan kepada wali-wali sufi. Mereka tidak pernah
belajar hadis yang benar, tapi ngaku punya hadisnya Abu Hurairah melalui ilmu
bathin. Kata para ulama, alasan ini dalam rangka menghiasi kebodohan sufi
terhadap ilmu agama, agar mereka terlihat berilmu.
Benarlah
apa yang disampaikan Imam as-Syafii,
أسس التصوف
على الكسل
Ajaran-ajaran sufi dibangun di
atas prinsip malas. (Hilyatul Auliya, 9/137)
Dalam islam
tidak ada pembagian ilmu bathin dan ilmu dzahir. Karena semua ilmu yang
berkaitan dengan iman dan taqwa seseorang, wajib untuk disampaikan.
Al-Hafidz
Ibnu Hajar menukil keterangan Ibnul Munayir,
قال ابن
المنير : جعل الباطنية هذا الحديث ذريعة إلى تصحيح باطلهم ، حيث اعتقدوا أن
للشريعة ظاهرا وباطنا ، وذلك الباطن إنما حاصلة الانحلال من الدين
Ibnul Munayir mengatakan, kelompok
sufi bathiniyah menjadikan hadis Abu Hurairah ini sebagai alasan untuk
membenarkan kesesatan mereka, di mana mereka meyakini bahwa syariat dibagi dua:
lahir dan batin. Dan ilmu yang bathin itu, terpisah dari agama. (Fathul Bari,
1/216).
Keterangan
lain disampaikan Syaikh Rasyid Ridha,
فجهلة
المتصوفة يزعمون أن ما عندهم من علم الحقيقة هو من قبيل ما في الوعاء الآخر من
وعاءي أبي هريرة ، وبعضهم يظن أن لشيوخهم سندا في تلقي علم الباطن ، ينتهي إلى بعض
الصحابة أو أئمة آل البيت عليهم الرضوان . والذي عليه المحققون أن أبا هريرة يعني
بما كتم من الحديث أحاديث الفتن
Orang bodoh di kalangan sufi
menganggap bahwa ilmu batin yang mereka miliki itu bersumber dari bejana Abu
Hurairah yang tidak beliau sampaikan. Sebagian mereka bahkan meyakini bahwa
imamnya (tokoh sufi) memiliki sanad dalam menerima ilmu batin yang sampai
kepada sebagian sahabat dan imam ahlul bait radhiyallahu 'anhum.
Padahal yang dijelaskan para ulama
ahli tahqiq, bahwa hadis yang disembunyikan Abu Hurairah adalah hadis-hadis
tentang fitnah. (Tafsir al-Manar, 6/390).
Dan menjelang wafatnya Abu Hurairah ra. memberikan informasi kepada orang-orang
dekat di kalang Tabiin yaitu generasi ke 2 setelah Rasulullah saw. Tentang
hadits-hadits yang disembunyikan tersebut.
# Untuk abad sekarang di Istambul Turki
diperpustakaan Nasional ada
manuskrip berusia pada masa 2 Hijriah yang ditulis Tabiut Tabiin dari Syam
generasi 3 setelah Rasulullah saw, judul
”Salam Wa Harb Fi Akhir Zaman Ar Rabb”
tertulis kejadian2 besar dunia lengkap dengan nama2 tokoh pelakunya
Dan untuk pembahasan selanjutnya saya akan sampaikan di artikel lain
mengenai manuskrip ”Salam Wa Harb Fi
Akhir Zaman Ar Rabb” yang di buat pada tahun 2 Hijriyah.
Allahu a’lam..
Komentar
Posting Komentar